Ads 468x60px

Minggu, 01 Februari 2015

Menuju Sarjana Teknik Kimia

Menjelang masa akhir studi di Teknik Kimia STTIB, tersisip perasaan tak nyaman, entah tak puas atau mungkin belum merasa cukup untuk segera menyandang gelar Sarjana Teknik Kimia. Malu untuk jujur mengakui bahwa ilmu selama menjalani aktivitas kuliah belum terserap secara memadai sehingga untuk meningkat ke jenjang sarjana hanya bagai memasang topeng almamater yang tidak punya makna sama sekali selain menyembunyikan keaslian wajah.

Jika ini dianggap sebagai kegagalan pribadi karena tidak memaksimalkan diri selama jadi mahasiswa, maka sudah sepantasnya topeng itu cukup menjadi hiasan kebanggaan dan orang lain tidak perlu bertanya lagi tentang hubungan antara motif topeng dan pemakainya. Tetapi jika kegagalan ini karena penerapan pola perkuliahan yang tidak menciptakan suasana bagi mahasiswa untuk bereksplorasi menekuni dan mendalami bidang ilmunya, maka hendaknya perlu perhatian kita semua untuk lebih serius membenahi celah-celahnya agar tidak semakin melebar.

Saya mengakui bahwa STTIB saat ini memiliki banyak keterbatasan untuk berbuat lebih dari harapan mahasiswa atau masyarakat pada umumnya. Tetapi batasan yang tampak hendaknya tidak membuat kita terpaku dan lupa melakukan apa yang dapat diperbuat untuk memaksimalkan potensi yang sudah dimiliki. Tidak ada maksud saya untuk membeber kekurangan almamater yang selama ini sudah banyak memberikan pengalaman berharga, dari lubuk hati yang terdalam selalu meluap harapan agar kampus ini kelak menjadi kebanggaan masyarakat Kota Bontang. Meskipun saya tidak bisa berperan apa-apa dalam upaya membenahi kampus, tetapi pikiran saya sulit untuk diajak berhenti walaupun hanya berceceran di tulisan-tulisan 'galau' dan 'lebay' seperti ini.

Secara subyektif, saya ingin menyatakan satu hal yang saya harapkan dapat menjadi lebih baik nantinya. Pola perkuliahan yang saya anggap kurang menciptakan suasana bagi mahasiswa untuk bereksplorasi menyita perhatian tulisan kali ini. Saya cukup bosan dengan jargon di lingkungan akademisi yang sering bertitah bahwa ilmu yang diperoleh mahasiswa melalui kuliah tatap muka hanya sebagian kecil, dan sebagian besarnya adalah hasil usaha mahasiswa sendiri melalui belajar mandiri. Sejatinya tidak ada yang keliru dari pernyataan ini, tetapi jika pola yang diterapkan kurang tepat, maka mahasiswa bisa jadi tidak punya cara untuk 'memaksa' dirinya sendiri mencari ilmu dengan 'segala macam cara'.

Selama menjalani perkuliahan di STTIB, ada hal yang sepertinya dilalaikan oleh dosen yang mengajar. Satu di antaranya adalah pemberian tugas kepada mahasiswa yang kurang berimbang. Terlalu terfokus pada kuliah tatap muka, tetapi tidak memberikan tugas yang menuntun mahasiswa lebih memahami materi. Atau diberikan tugas tetapi tidak secara substansial menyentuh ke pokok materi yang wajib dipahami. Dosen tidak bisa hanya menghimbau mahasiswa untuk belajar sendiri, tetapi tidak memberikan jalur yang dapat memaksanya bergerak ke sana. Proyek tugas mandiri atau berkelompok yang membutuhkan banyak informasi akan memaksa mahasiswa untuk memperluas dan memperdalam kajiannya pada mata kuliah terkait.

Khusus untuk teknik kimia, yang terasa membingungkan bagi saya menjelang penyusunan tugas akhir adalah karena selama mengikuti mata kuliah terkait dengan perancangan pabrik, tidak ada proyek tugas khusus perancangan bagian atau alat industri tertentu pada masing-masing mata kuliah terkait. Jika tugas-tugas itu diberi secara bertahap, saya kira mahasiswa tidak akan kesulitan ketika nantinya mengerjakan tugas akhir berupa perancangan pabrik lengkap yang mengintegrasikan beberapa bagian tugas yang sudah dikerjakan sebelumnya. Mata kuliah yang seharusnya diberi tugas khusus seperti mata kuliah Azas Teknik Kimia, Pemrograman Komputer, Operasi Teknik Kimia, Matematika Teknik Kimia, Transport Phenomena, Termodinamika Teknik Kimia, Perancangan Alat, Pengendalian Proses, Utilitas Pabrik, Kinetika dan Katalisa, Reaktor Kimia, Perancangan Proses, dan Perancangan Pabrik. Tugas khusus ini diberikan di awal perkuliahan yang sudah dirancang sedemikian rupa sehingga mengintegrasikan seluruh materi pokok mata kuliah tersebut dan harus diselesaikan oleh mahasiswa sebelum ujian akhir semester. Tugas ini tidak dikumpulkan begitu saja, tetapi melalui proses asistensi sehingga mahasiswa hanya dapat mengumpulkannya ketika telah menyelesaikannya dengan benar. Dengan pola seperti ini, pengerjaan tugas akhir tidak akan menjadi beban mahasiswa karena hanya mengulang dan menggabung proses pengerjaan tugas-tugas terdahulu menjadi satu tugas yang padu.

Untuk mata kuliah dasar lainnya seperti Kimia Dasar, Kimia Analisa, Kimia Organik dan Kimia Fisika, tugas-tugas yang diberikan harus menyentuh inti materi dan juga tidak dkumpulkan begitu saja, tetapi harus dikoreksi dan mahasiswa harus mengerjakannya sampai benar. Tugas-tugas sederhana dan tidak sulit juga sangat membantu pemahaman mahasiswa karena tugas seperti ini akan mengikat konsep yang diberikan sehingga dapat digunakan sebagai 'pisau' analisis untuk menyelesaikan tugas-tugas yang lebih kompleks.

Hal lain yang mungkin jadi kendala pada perkuliahan di STTIB adalah dosen-dosen yang mengajar pada umumnya mempunyai aktivitas lain di luar kampus yang mengurangi waktunya untuk mengajar di ruang kelas. Sejak awal kuliah saya sudah berangan-angan, andaikan dosen-dosen STTIB mau memanfaatkan ruang di dunia maya, maka saya kira banyak hal yang bisa dilakukan untuk menutupi kurangnya waktu di ruang kelas. Sebelumnya saya sempat menyinggung hal ini pada tulisan saya yang lain dan berharap di kampus STTIB ada yang dapat memulai sehingga keterbatasan dunia nyata dapat tergantikan oleh DUNIA MAYA.

Mohon maaf, saya tidak bermaksud menggurui para orang-orang cerdas di STTIB, tetapi hanya menumpahkan pikiran-pikiran saya yang mungkin tidak berguna ini. Mahasiswa mungkin lebih dikenal suka mengkritik tanpa memberi solusi, tetapi hati nurani yang selalu condong pada perbaikan seharusnya disemangati agar tunas-tunas muda harapan bangsa kelak tidak menjadi pemimpin yang hanya lihai 'merampok' kekayaan negerinya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
Blogger Templates