Sumber : htttp://id.wikipedia.org |
Jumat, 30 Desember 2011
Perbandingan Cara-Cara Titrasi Dan Gravimetri (Pengendapan)
Minggu, 18 Desember 2011
Sabtu, 17 Desember 2011
Kimia itu...?
Sebagai yang bukan ahli Kimia, saya ingin berkata-kata dengan bahasa sendiri tentang Kimia dalam pandangan ilmu saya yang rabun. Bukan hendak memplesetkan maknanya pada hal-hal yang sama sekali tidak berhubungan, tetapi sungguh-sungguh suatu paparan yang jujur mengalir apa adanya dari muara kebodohan saya untuk mencemplungkan diri ke dalam luasnya samudra ilmu yang tak bertepi. Saya tak pernah berpikir untuk belajar Kimia secara intens apalagi melalui jalur formal, tetapi rupanya perjalanan membawaku ke sana meskipun saya hampir tidak mengenal sama sekali tentang Ilmu Kimia. Kehadiran blog ini dan tulisan ini khususnya hanya ingin menunjukkan bahwa sumur dangkal lagi kering tidak akan pernah sama dengan lautan yang luas, dalam dan airnya asin. Bagai sumur yang dangkal di daratan tandus yang tak pernah tahu asinnya air laut, saya mencoba berbicara tentang Kimia dan memastikan semua keliru tetap menjadi hambar di antara banyak tulisan dan uraian tentang Kimia dari para ahli yang tentunya mereka dituntun oleh kepakarnnya yang dalam. Dengan begitu penuturan saya yang mungkin keliru tidak akan merusak khazanah ilmiah karena para ahli tetap menjadi pegangan dan rujukan yang sah. Namun saya tetap berharap bahwa ada sedikit terselip manfaat dari ketidaktahuan saya, minimal terbuka ruang kritik sehingga tidak perlu terlalu jauh tersesat dalam ruang gelap kebodohan sendiri.
Kimia adalah materi kehidupan yang membuat wujud semua makhluk nyata menjadi kasat mata. Dengan tidak perlu ikut-ikutan menjadi tolol, saya ingin sedikit mengutip dari situs TOLOLOLPEDIA yang mengatakan bahwa "Kimia adalah suatu bidang yang sangat penting untuk dipelajari, sebab segala sesuatu yang kita sentuh, lihat, fantasikan dan buang di toilet semuanya adalah unsur-unsur kimia. Segala sesuatu yang ada di dunia, termasuk dunia maya dan dunia lain tidak bisa dilepaskan dari kimia, karena sudah digembok pakai rantai buatan Taiwan." Saya tidak ingin menyimpulkan dari sisi konyolnya karena situs ini memang tidak akan menjadi pesaing di dunia ilmiah seperti juga blog ini. Namun apa yang dikatakannya bahwa segala sesuatu di alam (nyata) ini adalah unsur-unsur kimia dalam batas ini adalah sesuatu yang benar. Sebutan unsur kimia hanyalah penamaan yang muncul pasca penciptaan materi yang diberikan oleh manusia karena dalam sejarah kejadiannya, Tuhan tidak langsung memberikan nama sebagai unsur atau senyawa kimia. Konon menurut sejarah, Kimia sebagai ilmu yang melibatkan aktivitas ilmiah dilahirkan oleh para ilmuwan Arab dan Persia pada abad ke-8. Jabir ibn Hayyan (700-778) adalah seorang ahli kimia terkemuka keturunan Arab (sebagian mengatakan Persia) yang dikenal di Eropa dengan nama Latinnya, Geber. Kata kimia sendiri berasal dari bahasa Arab Al-kimiya yang berarti perubahan materi. Kemudian muncullah sebutan-sebutan lain seperti alchemi (Latin), chemistry (Inggris), chimie (Prancis), chemie (Jerman), chemica (Italia) dan kimia (Indonesia).
Kata ini kadang dirangkai menjadi kata majemuk seperti Ilmu Kimia, bahan kimia, alat kimia atau ada juga ahli Kimia. Dalam kedudukannya sebagai suatu ilmu, saya tidak tahu padanan kata yang pas dalam Bahasa Indonesia untuk menyatakannya, apakah Kimia saja atau Ilmu Kimia. Sebagai orang awam, saya lebih tertarik membincang bahan kimia yang sehari-harinya menyertai seluruh materi hidup kita.
Kata ini kadang dirangkai menjadi kata majemuk seperti Ilmu Kimia, bahan kimia, alat kimia atau ada juga ahli Kimia. Dalam kedudukannya sebagai suatu ilmu, saya tidak tahu padanan kata yang pas dalam Bahasa Indonesia untuk menyatakannya, apakah Kimia saja atau Ilmu Kimia. Sebagai orang awam, saya lebih tertarik membincang bahan kimia yang sehari-harinya menyertai seluruh materi hidup kita.
Label:
Lintas Kimia
Lokasi:
Bontang, Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)